Naiknya Harga Batu Bata, Membuat Warga Pusing

Pembangunan rumah terus (Hutap) untuk penduduk korban gempa tidak mesti berjalan lancar. Walaupun budget udah ada, akan tetapi masih saja ada hambatan.

Di Lingkungan Pengempel Indah, Kelurahan Bertais, Kota Mataram umpamanya. Pembangunan Hutap terhambat material. “Bata yg limit kini, ” kata Kepala Lingkungan Pengempel Indah Sudi Sudarsana kala menyaksikan pembangunan hutap di lingkungannya, tempo hari (27/3) .

Pengamatan Koran ini, proses pelaksanaan Hutap di Lingkungan Pengempel Indah cuma di sebagian tempat. Tak komplet. Perihal ini berlangsung lantaran tak ada batu bata yg bakal dimanfaatkan banyak tukang buat mengerjakan penembokan.

Read More : harga bata merah sidoarjo

Di lain bagian, di sebagian rumah tukang tampak repot bikin paduan buat plester dinding hutap. “Kalau yg udah nembok, kan tak diperlukan bata. Tinggal beli semen serta pasir saja, ” ucapkan Sudi sambil memprotes langkanya bata.

Semestinya, ujarnya, dalam pembelian bata di semasing group penduduk (Pokmas) tak dibagi dahulu ke semua anggota. Akan tetapi buat satu anggota dahulu. Dengan demikian banyak tukang terus kerja. Sebaliknya, apabila bata yg didistribusikan ke lingkungan dibagi ke banyak anggota Pokmas, jadi jelas bakal kurang di tiap-tiap rumah. Karena itu, terbentuklah kekurangan bata yg bikin tak ada kesibukan di beberapa rumah pada pembangunan hutap seperti kini.

Sekarang, harga bata cukuplah tinggi. Yg dahulunya bata seribu biji dia peroleh di harga Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu, saat ini harga nya hingga Rp 750 ribu. Walaupun sebenarnya, di Ide Budget Ongkos (RAB) buat pembelian bata per seribu biji harga nya Rp 600 ribu. “Jika masih dibawah satu juta, bisa kita beli, ” tutupnya.

Progres pembangunan Hutap di Lingkungan Pengempel Indah cukuplah bagus. Dari 124 rumah rusak berat, progres pelaksanaan sudah ada hampir tuntas seluruhnya. “Kalau yg tuntas keseluruhan ada lebih kurang 24 unit rumah, ” ucapnya.

Disamping itu salah seseorang penduduk yang lain Rifai mengemukakan, proses pelaksanaan rumah yg didirikannya dengan rencana Rumah Instant Konvensional hampir tuntas. Saat ini ujarnya, tinggal nantikan pengecatan saja. “Alhamdulillah rumah ini dapat kami menduduki, ” terangnya.

Awal mulanya, makin Rifai, dia tak yakin karena ada pemberian dari pemerintah pusat ini. Seusai dialirkan, soal tampak . Dia tak dapat mencairkan pemberian ini buat mendirikan rumah lantaran prasyarat yg lumayan banyak.

“Tapi semuanya itu dapat kami lewati, serta selanjutnya rumah kami udah terjaga, ” ucapnya.

Leave a comment